Esai berjudul “SELF INJURY / SELF HARM” 33 Tulisan Terbaik dalam Gebyar Literasi Tebuireng 2021
AGHISNA NAILA ILMI
Hm… let’s talk about something start from S , Self harm apa sih yang kalian pikirin waktu dengar kata Self harm ? RSJ? Kejiwaan? Nyayat tangan pake benda tajam? Minum alcohol? Minum obat dengan dosis tinggi? Ya, mungkin itu yang sering kalian pikirkan waktu denger kata self harm. Sekarang, izinkan saya bertanya, kenapa di dunia ini sampai ada manusia yang bunuh diri? kenapa di dunia ini sampai banyak remaja remaja tingkat SMA, SMP yang sampai berani melakukan self harm ?
Sebelum itu , sudah tau arti kata self harm? Okey. Jadi, self-harm itu adalah segala tindakan yang dengan sengaja dilakukan untuk menimbulkan rasa sakit dan kerusakan pada tubuh sendiri. Seperti, menyayat kulit menggunakan benda tajam, membakar kulit dengan bara api, atau menggaruk kulit sampai terluka. Tapi nggak cuman melukai fisik saja, ada juga yang melakukan perilaku self-harm dengan meminum alkohol atau obat obatan secara berlebihan dan dengan sengaja melakukan hubungan seks dengan cara yang nggak aman yang bertujuan untuk meluapkan emosi negatif, alias self-harm.. Perilaku self-harm ini memberikan kepuasan tersendiri bagi individu yang melakukannya dan membuat individu tersebut lebih merasa lega. Dan juga rasa sakit yang ditimbulkan dari self-harm ini dapat menggantikan rasa sakit yang dirasakan secara emosional, yang mana rasa sakit tersebut tidak dapat dijelaskan oleh dirinya. Sehingga lebih memilih untuk menyakiti fisiknya.
Saya banyak bertemu dengan orang orang yang bisa dikatakan mengalami itu, salah satunya adalah teman online saya yang berinisial I, dia anak jawa timur, anak perempuan terakhir dari 3 bersaudara, sekarang dia duduk di bangku sekolah menengah pertama ,dia di tuntut orang tua nya agar menjadi seperti yang orang tua nya inginkan, dia tertekan, hingga akhirnya melakukan self harm dengan cara melukai pergelangan tangan nya sendiri dengan benda tajam. Dia sering bilang ke saya kalau tuhan itu ga adil sama dia, kata kata yang sering dia katakana ke saya itu “Kak, tuhan adil ga sih sebenarnya waktu nulis jalan takdir aku, kenapa rasanya cuman hidup aku aja yang gini, kenapa temen temen aku bisa bebas milih mereka mau jadi apa, sedangkan aku harus dituntut jadi apa yang orangtua ku mau.”, mungkin emang benar, apa yang dilakukan orangtua nya baik buat dia, tapi, menentukan masa depan anak nya tanpa keinginan anak itu sendiri? bukannya sama saja dengan membunuh karakter dari anak itu?
Kisah lainnya masih dari teman online saya yang berinisial D, dia anak pertama laki laki dari 2 bersaudara, dia sekarang duduk di bangku SMA kelas sebelas, berasal dari jawa barat. Kasusnya tidak jauh beda dengan paragraf di atas, tapi jika teman saya yang satu ini, sering merasa putus asa dengan hidupnya, dia merasa bahwa hidupnya tidak berguna, dan lagi lagi, merasa bahwa tuhan ga adil waktu nulis jalan hidupnya. Jika si I tadi melakukan self harm maka berbeda dengan si D , dia pernah bilang ke saya “Kalau besok ada berita anak laki laki bunuh diri lompat dari atas gedung di sekitar daerah Jabodetabek berarti itu aku.” Tapi dia ga bener bener ngelakuin , cuman kata kata aja, tapi besok nya dia mabuk , dengan kadar alcohol nya 3 – 4 persen. Ya, katanya cuman bikin ngantuk.
Sejak covid-19 menyerang dunia 2 tahun terakhir, banyak banget cerita cerita self harm yang saya dengar. Ada yang karena perekonomian nya turun, ada yang karena orang tua nya di pecat dari perkerjaan nya, pemasukan dan pengeluaran yang ga seimbang, serta lingkungan sekitar yang memandang seseorang setelah terpapar virus covid-19 dengan pandangan yang ga bisa di artikan. Seakan akan mereka hama di lingkungan masyarakat itu. Saya tau, isi kepala setiap orang memang berbeda beda, dan pasti sudut pandang mereka tentang sesuatu rata rata tidak akan sama persis, tapi kenapa seolah mereka ga bisa menempatkan diri mereka jika di posisi individu tersebut? Jujur, saya pribadi juga ga bisa kalau di suruh menempatkan diri di tempatnya, tapi setidaknya, perlukah sampai melakukan judgemental?
menurut Cornell University’s Self-Injury and Recovery Research and Resources (SIRRR) menjelaskan bahwa penyebab individu melakukan Self-Injury atau self-harm ini karena sebagai mekanisme coping diri, jadi self-harm ini dilakukan sebagai cara seseorang merasakan sesuatu saat mengalami mati rasa atau kehampaan dan mengalihkan perhatiannya dari depresi atau kecemasan. Beberapa individu melakukan self-harm itu untuk membuat luka yang melambangkan rasa sakit emosional mereka, sementara individu yang lain melakukan self-harm sebagai cara untuk menghindar untuk mengungkapkan perasaannya kepada orang-orang terdekatnya.
Faktor-faktor Penyebab Self injury atau self harm
- Faktor Keluarga
Pelaku self injury dalam perspektif ini disebabkan karena kurangnya peran model pada masa kecil dalam mengekspresikan emosi serta kurangnya komunikasi antar anggota keluarga.
2. Faktor Pengaruh Biokimia
Pelaku self injury memiliki masalah yang spesifik dalam sistem serotogenik otak yang menyebabkan meningkatnya impulsivitas dan agresivitas.
3. Faktor Psikologis
Pelaku self injury merasakan adanya kekuatan emosi yang tidak nyaman dan tidak mampu untuk mengatasinya.
4. Faktor kepribadian
Tipe kepribadian introvert memiliki kecenderungan self injury lebih besar dibandingkan tipe kepribadian ekstrovert saat sedang menghadapi masalah. Pola perilaku self injury sangat bergantung pada mood seseorang. Selain itu adanya harga diri yang rendah, pola pemikiran yang kaku dan sulitnya mengkomunikasikan perasaan menjadi faktor penunjang bagi seseorang untuk melakukan self injury.
penyebab self-harm juga dilakukan karena ada alasan untuk menghukum diri sendiri lohh, jadi individu yang melukai dirinya sendiri merasa bahwa mereka berhak melakukannya atas dasar apa yang terjadi dalam hidup mereka, mereka tidak memiliki keterampilan mengatasi permasalahannya itu dan memilih self-harm sebagai bentuk kekecewaan terhadap diri sendiri. Individu tersebut memiliki perasaan penolakan, kesepian, kebencian pada diri sendiri, kemarahan, dan berbagai perasaan negatif lainnya. Tapi dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan dan ujungnya memilih self-harm sebagai jalan keluar, agar dia bisa “merasa hidup” kembali dengan rasa sakit yang dia rasakan.
Cara mengatasi Self injury / Self harm
- Mencari bantuan
Buat yang sedang berjuang mengatasi permasalahan ini, yuk mulai bicarakan perasaan dan kondisi yang sedang dialami kepada orang-orang terdekat dan terpercaya. Dengan membicarakan perasaan kamu secara langsung ,dapat membantu kamu mengurangi dorongan untuk self-harm dan bisa membantu orang terdekatmu memahami emosi kamu.Dan untuk teman-teman yang mungkin orang terdekatnya melakukan perilaku self-harm, ditanggapi dengan penuh kasih sayang dan jangan dijudge ya. Kalian harus menyadari bahwa perilaku yang mereka lakukan tersebut adalah upaya untuk mengatasi perasaan yang menyakitkan dan dorong mereka menemukan jalan keluar untuk perasaan negatifnya.
2. Mengenali kondisi diri
Mengenali situasi apa yang memicu kamu untuk melakukan self-harm dan kondisi seperti apa yang mendorong kamu melakukannya.Biasanya ada barang tertentu dan waktu tertentu yang buat kamu melakukannya. Jadi kamu harus jauhin barang-barang dan hindari kondisi tertentu yang buat kamu ketrigger!!Misalnya, jauhin gunting, pisau, cutter dari tempat-tempat yang mudah kamu jangkau dan kalau ada situasi yang buat kamu ingin melakukan self-harm segera menghindar dan alihkan pikiran kamu.
3. Ekspresikan emosi negative yang sedang di rasakan
Kalau kamu lagi merasa sedih, luapkan saja semua emosi. Kamu boleh nangis, boleh teriak, dan boleh melampiaskan perasaan kamu. Tapi jangan sampai ngelukain diri sendiri dan orang lain, ingat jangan pendam perasaan kamu.Dan lebih bagus lagi kalau kamu bisa mengidentifikasikan dan menuliskan perasaan negatif apa yang lagi kamu rasain, dengan begitu kamu bisa menyimpulkan perasaan apa yang sedang kamu rasakan.
4. Temukan peran pengganti
Kamu harus mulai mengganti perilaku negatif kamu dengan hal yang tidak berbahaya, kamu harus sibukin tangan kamu supaya bisa teralihkan dari dorongan self-harm. Pokoknya kamu ngga boleh ngebiarin tangan kamu free sampai dorongan untuk melakukan mulai mereda.Kamu bisa mengalihkannya dengan bermain sesuatu, menulis, bermain gitar, mencuci piring, makan, menggenggam es batu, meremas bola karet,dan lain lain
5. Minta bantuan professional
Jika semua cara di atas sudah kamu lakukan, tetapi kamu masih mengalami kesulitan, jangan segan-segan untuk menghubungi profesional.Perilaku self-harm ini harus segera diatasi loh, agar tidak semakin buruk bagi mental dan fisik kamu! Nah, saran saya kamu bisa mengikuti sesi konseling dan mentoring kepada profesional Singkat nya, mengerti, mereka hanya butuh di mengerti, mereka hanya butuh tempat yang bisa mendengar semua keluh kesah mereka, mengerti sudut pandang mereka, mengerti pola pikir mereka, dan yang pasti, memberikan saran, tanpa mengguruin mereka. self-harm itu nggak ada manfaatnya teman-teman. Hal itu malah bikin kita ngerasa bersalah kepada diri sendiri, jijik karena tubuh kita penuh luka, bahkan bisa menimbulkan rasa benci dan hilangnya rasa empati kepada diri sendiri. Dan dari dampak negatif yang ditimbulkan, akan mendorong kita untuk terus melakukannya lagi dan menjebak kita dalam lingkaran setan si self-harm ini.