Webinar Nasional : Tips & trik yang diciptakan untuk menghadapi tugas menumpuk dan kejenuhan akibat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Oleh : Faza Muhammad Adila
Hari ini adalah hari dimana aku pertama kali mengikuti sebuah webinar di pondok. Walaupun sebelumnya saat di rumah sudah sering mengikuti webinar. Pak Agus, seorang guru Bahasa Indonesia yang baik hati, mendaftarkan aku supaya bisa mengikuti webinar ini. Webinar yang aku ikuti kali ini diselenggarakan oleh GMB-Indonesia dalam rangka Festival Literasi Nasional.
Webinar yang aku ikuti kali ini membawakan topik : Tips dan Trik Untuk Menghadapi Tugas Menumpuk dan Kejenuhan Akibat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dan webinar kali ini menghadirkan beberapa siswa inovator yaitu, Anindya Maymunah, Amarylisse MC Ganz, Ni Putu Rahayu, dan Arkana. Mereka adalah siswa inovator yang mampu berkarya dan tetap produktif walaupun dalam masa pandemi Covid-19. Dan juga mereka tetap bisa menginspirasi seluruh anak Indonesia dalam webinar ini.
Dengan didampingi oleh Pak Agus, aku mendengarkan dengan seksama bagaimana cara mengusir jauh-jauh rasa jenuh akan tugas yang menumpuk semasa pandemi. Dan yang menjadi inspirasi pertamaku adalah Anindya Maymunah, dia adalah seorang siswa SD Islam Baabut Taubah Bekasi yang menjadi editor. Dia senang mengedit video, slide presentasi, dan poster. Dan juga dia mampu membuat teman-teman sekolahnya senang dan semangat karena sama-sama melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Anindya mengedit dengan menggunakan beberapa aplikasi atau software contohnya Canva, Photoshop, dan lain sebagainya.
Selain itu, yang tak kalah menjadi inspirasiku adalah Arkana, dia adalah seorang anak yang duduk di kelas 6 SD Nasional KPS Balikpapan. Arkana membawakan topik yang berjudul : “Menjadikan PJJ Momentum Belajar Menjadi Content Creator”. Dan baginya, sekolah online memberinya banyak waktu luang untuk lebih produktif selama masa pandemi. Prinsip orang tua Arkana adalah “Pakai Gadget Asalkan Produktif”. Dia juga pandai membuat poster, dia menggunakan software Procreate untuk membuatnya. Selain itu, Corona Attack adalah game pertamanya yang dia garap dalam waktu 1 hari semasa pandemi. Tak sampai situ, Arkana juga kini lebih memilih menjadi Game Developer dibandingkan menjadi Gamer. Prinsip Arkana adalah “Terkadang Situasi Terburuk bisa Menjadi Kesempatan Terbaik”. Arkana juga merekomendasikan bagi teman-teman yang ingin melelang karya contohnya game, video, program, atau apapun itu yang berhubungan dengan gadget, bisa dilelalang melalu Superrare.
Ni Putu Rahayu adalah siswa inovator yang berasal dari Denpasar, Bali. Dia banyak memberiku pelajaran tentang cara membagi waktu. Disaat pandemi seperti ini, waktu luang lebih banyak dibandingkan dengan waktu kita belajar. Oleh karena itu, kita jangan sampai tak produktif dan tak memanfaatkan waktu luang. Waktu luang bukanlah waktu yang hanya digunakan untuk bermain gadget, melainkan waktu luang memberi kesempatan bagi kita untuk lebih produktif, berkreatifitas, dan positif thinking. Bukan berarti kita tidak diperbolehkan menggunakan gadget, tetapi kita harus bijak dalam menggunakan gadget. Anak-anak semasa pandemi lebih dibiarkan bebas menggunakan gadget karena orang tua berpikir supaya anak-anaknya tak jenuh. Padahal, dengan gadget, kita bisa menghasilkan sebuah karya yang bermanfaat. Oleh karena itu, kita harus menghindari dikstraksi gadget. Dikstraksi bisa dikurangi dengan sedikit-sedikit.
Webinar yang diikuti lebih dari 500 siswa dari seluruh Indonesia ini banyak memberikan inovasi, inspirasi, pengalaman, dan semangat baru bagi para siswa. Mungkin aku tak akan banyak mendapatkan pengalaman jika tak didaftarkan oleh pak Agus. Dan Faza sangat berterima kasih karena telah diberi kesempatan untuk mengikuti webinar ini. Banyak pelajaran yang bisa teman-teman ambil dari para siswa inovator tadi. Dan semoga bisa lebih produktif semasa pandemi ini. (Faza)
“beri aku seribu orang tua, niscaya aku akan cabut Semeru. Beri aku sepuluh pemuda, akan kuguncang dunia.”
~Soekarno
Tag:webinar