Webinar dan Bedah Buku Gebyar Literasi Tebuireng
MINGGU (10/9), Media Penerbit Pesantren Tebuireng mengadakan sayembara menulis essai tingkat nasional yang boleh diikuti oleh siapapun. Dalam menulis essai ini, para peserta diharapkan dapat menulis dengan tema “Berangkat Dari Pengalaman”. Dalam sayembara kali ini, Media Penerbit Pesantren Tebuireng memberikan lowongan bagi 33 karya terbaik akan dibukukan.
Pada webinar dan bedah buku kali ini, Media Pesantren Tebuireng menghadirkan beberapa Pemateri Webinar Kepenulisan yaitu : A. Fuadi yang merupakan penulis novel best seller Negeri 5 Menara, Dr. Abdullah Hamid M. Pd penulis buku Literasi Digital Santri Milenial, dan juga Dr. Ahmad Ubaydi Hasbillah alumni Tebuireng yang mengabdi menjadi dosen di Mahad Aly Tebuireng.
Pemateri pertama yaitu Dr. Abdullah Hamid, beliau lahir di Pati pada tanggal 28 Agustus 1985. Beliau juga menjadi pejuang literasi di situs Pesantren.id. Beliau adalah penulis buku “Literasi Digital Santri Milenial” yang menjadi buku pegangan santri di era banjir informasi digital. Bagi beliau, literasi digital adalah sikap sadar dan kemampuan terhadap inforasi seperti mengakses informasi, mengelola, mengintegrasikan informasi, menganalisis, dan menciptakan ekspresi medianya.
Buku karya Dr. Abdullah Hamid
Buku karya Dr. Abdullah Hamid M. Pd ini merupakan hasil pengalaman penulis ketika menjadi pengurus asosiasi NU divisi media dan data serta wakil sekretaris Gerakan Nasional Ayo Mondok. Buku ini terdiri dari 4 bagian : 1) Santri, 2) Santri Milenial, 3) Literasi Digital, dan 4) Tradisi Pesantren. Di dalam buku ini menjelaskan bahwa ada beberapa konsep dalam literasi digital pesantern yaitu :
- Tabayyun : yaitu melakukan konfirmasi terhadap suatu informasi sebelum menyebarkan kepada masyarakat luas di media sosial.
- Tasawwuf dan Tashdiq
- Ilmu Takhrij Hadits
- Website Rekomendasi Untuk Santri : Pesantren.id
Beliau juga menuturkan bahwa dalam tradisi literasi pesantren terdapat :
- Baca Tulis
- Tradisi Bahtsul Masail
- Tradisi Ekonomi Pesantren : pesantren harus kuat tidak dalam pendidikan, tapi juga dalam ekonomi.
Lalu, pemateri kedua adalah Dr. Ahmad Ubaydi Hasbillah MA yang dulu adalah santri Tebuireng yang kini mengabdi menjadi dosen di Mahad Aly Tebuireng Jombang. Beliau menuturkan bahwa santri itu harus mempunyai pegangan supaya tidak hanyut dalam banjir informasi di era digital ini. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam beliterasi digital. Pemateri yang paling ditunggu-tunggu adalah A. Fuadi. Beliau adalah alumni Pondok Modern Gontor yang dilahirkan di pinggir danau Maninjau Sumatera Barat. A. Fuadi adalah penulis buku novel best seller yaitu Negeri 5 Menara yang bercerita tentang seorang anak kampung yang merantau ke Jawa untuk menuntut ilmu.
Buku Novel Best Seller yang Bercerita Tentang Pengalaman Pribadi A. Fuadi
Beliau juga menuturkan bahwa sesuatu yang menurut kita biasa saja, belum tentu biasa bagi orang lain. Bagi A. Fuadi, tulisan beliau adalah tulisan yang biasa saja tetapi tidak biasa bagi orang lain. Beliau juga mengatakan bahwa jika kita menuliskan sebuah kisah dari pesantren, tulisan kita menjadi kaya akan energi inspirasi. Tulisan juga bisa menginformasikan, menginpirasi, dan menggerakkan jika diramu dengan rasa, data, dan logika. Tulisan / buku merupakan sesuatu yang tidak akan bisa tua, dan tak akan bisa mati walaupun sang penulis sudah pergi terlebih dahulu.
“Saya tidak berbakat menulis, tetapi saya berlatih dan belajar menulis” begitu kata A. Fuadi. Beliau juga mengatakan bahwa kita harus menulis dari hati, supaya sampai ke hati. Tips proses menulis cerita yang baik dan kretaif dari beliau adalah : 1) Why, 2) When, 3) What, dan 4) How. Dan satu tips lagi dari beliau yaitu “menulislah dan cicil tulisan kalian setiap hari, sedikit-sedikit pasti akan menjadi buku, bukan bukit”
Berakhilah webinar kepenulisan dan bedah buku kali ini. Banyak sekali pesan-pesan dan pelajaran yang kita dapatkan untuk menginspirasi dan mendorong diri kita supaya terus menulis. Tak peduli tulisan kita akan menjadi apa nantinya. (agus/faza)
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”
Nabi Muhammad SAW